Rabu, 21 September 2022

Belajar Cara Menulis PGRI Gelombang ke-27 Pertemuan 14 #BMPGRIgel27

Resume Ke       : 14

Gelombang ke  : 27

Tanggal            : 21 September 2022

Tema                : Kaidah Pantun

Narasumber     : Miftahul Hadi, S.Pd

Moderator        : Lely Suryani, S.Pd., SD

Narasumber Tanggal 21 September 2022
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua.

Dengan mengucapkan Alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, saya masih diberikan kesehatan dan melakukan aktifitas sehari-hari. malam yang cerah dipenuhi bintang-bintang menjadi pertanda baik untuk kita semua, dan semoga kita semua dapat fokus pada pertemuan Kelas BM gel-27. Kegiatan pada hari ini sudah memasuki pertemuan ke-15 jika dihitung dari Opening Ceremony atau pertemuan ke-14 jika dari kegiatan materi pertama. pada malam ini dengan moderator Ibu Lely Suryani, S.Pd., SD, beliau memulai acara dengan menyapa para peserta dan meminta berdo'a sebelum memulai kegiatan malam ini.

Kemudian moderator memulai dengan berpantun.

Terasa hambar masa menunggu,
Siapa dia semakin dekat,
Apa kabar bapak dan ibu,
Semoga bahagia dan selalu sehat.

dan sebelum meperkenalkan narasumber, beliau berpantun kembali, karena materi hari ini memang tentang pantun,

Hahan gambut luas sangat
Dekat penghuni pengantin baru
Ayo sambut dengan semangat  ..
Malam ini materi baru.
Pada materi malam ini tema yang di usung yaitu Kaidah Pantun yang di sampaikan oleh Narasumber kita Miftahul Hadi, S.Pd

dan moderator kembali berpantun,

Pemuda kini makin santun,
Tidak mentah pengetahuannya,
 Malam ini materi pantun,
Mas Miftah narasumbernya.

Makan lumpia terasa mentah,
Sambel jotun nasi kerak,
Siapa dia Mas Miftah,
Jago pantun Guru  Penggerak.

dan untuk mempersilahkan Bapak Miftahul Hadi beliau menggunakan pantun,

Kain katun terkena getah,
Terkena lagi hitam warnanya,
Ahli pantun beliau Mas Miftah,
Siap berbagi  ragam ilmunya.
Bapak Miftahul Hadi memulai dengan berpantun,

Bunga sekuntum tumbuh di taman,
Daun salam tumbuh di kota,
Assalamualaikum saya ucapkan,
Sebagai salam pembuka kata.
Beliau narasumber memperkenalkan diri menggunakan pantun,

Tepi kanal jembatan patah,
Jatuh ke semak peganglah tali,
Salam kenal saya Mas Miftah,
Dari Demak berjuluk kota Wali.
Kalau puan ke pulau Mepar,
Tampak pula si gunung Daik,
Kalau puan bertanya kabar,
Alhamdulillah kabar baik.
Mengapa Beliau jatuh cinta pada pantun? 

Karena dalam menulis pantun dibutuhkan ketelitian untuk memilih diksi, tidak asal. Jadi harus dipikirkan dulu, mana kata yang pas. Sehingga indah dibaca atau didengar.

pantun itu identik dengan suku Melayu. tapi setiap daerah di Indonesia juga memiliki pantun.

Sebagai contoh di Mandailing, Sumatera Utara, dikenal dengan sebutan ende-ende.
Contoh ende-ende

Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap sirumondang bulan.

Yang artinya demikian

Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang rembulan.
Ada juga di daerah Sunda yang dikenal dengan paparikan.
Contoh paparikan
Sing getol nginam jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol naengan elmu,
Gunana Dunya akhirat.
Yang artinya demikian
Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah menuntut ilmu,
Bagi dunia akhirat.

sedangkan di daerah jawa disebut parikan.
Contoh parikan

Mlaku-mlaku wira-wiri,
Tekan gardhu nyandung watu,
Ngaku-aku dadi tani,
Nyandhak garu jare luku.
Yang artinya demikian
Jalan-jalan ke sana-sini,
Sampai gardu tersandung batu,
Jika mengaku sebagai petani,
Pegang Garu dikira luku (bajak).
ada juga parikan 2 baris 

contoh

Kelopo cengkir digawe dawet.
Jangan dipikir membuat mumet (pusing).
Pada awalnya pantun merupakan tradisi lisan. Seiring berkembangnya waktu, maka pantun "naik kelas". Tidak hanya dituturkan saja dalam kehidupan sehari-hari, pantun kemudian dibukukan, dilombakan dalam berbagai event, serta diselipkan pada tiap kegiatan. Atas kerja keras tersebut pada tanggal 17 Desember 2020, UNESCO mengakui pantun sebagai warisan budaya tak benda. Sehingga setiap tanggal 17 Desember kita peringati sebagai hari pantun.
 
Akar Kata Pantun
Pantun berasal dari akar kata "Tun" yang bermakna baris atau deret. Asal kata pantun dalam masyarakat Minangkabau dan Melayu diartikan sebagai "pantun". Oleh masyarakat Riau disebut sebagai tunjuk ajar yang berkaitan dengan etika. (Mu'jizah, 2019)

Ciri-ciri pantun
Sebelum kita praktik membuat pantun, alangkah baiknya kita kenali dulu ciri-ciri serta kaidah dalam pembuatan pantun.
Jadi dalam membuat pantun bapak ibu perhatikan rambu-rambunya.
  1. satu bait harus terdiri dari empat baris. Tidak boleh tiga atau lima.
  2. Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata.
  3. Satu baris terdiri atas delapan sampai duabelas suku kata.
  4. Bersajak a-b-a-b
  5. Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang
  6. Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud pantun.
Apakah pantun boleh bersajak a-a-a-a?
jawabanya boleh, tetapi mengurangi keindahan pantun itu sendiri dan tidak sesuai kaidah pembuatan pantun.
jika sajaknya a-a-a-a, jatuhnya menjadi syair.
Contoh syair
Belajar mengaji harus semangat,
Tekun rajin sabar dan giat,
Agar ilmu mudah didapat,
Selamat dunia juga akhirat.
Ingat ingatlah wahai kawan,
Quran dan sunnah jadi pedoman,
Tuk menjalani kehidupan,
Agar hidup tentram dan nyaman.
Perbedaan pantun dengan syair 
Pantun
Antara baris satu dan dua tidak ada hubungannya dengan baris tiga dan empat. Jadi sampiran dan isi berdiri sendiri.
pantun sajaknya a-b-a-b
Syair
Semua baris satu sampai empat saling berhubungan.
Dalam syair, sajaknya a-a-a-a.
Jadi Rima akhir (baris 1-4) memiliki bunyi yang sama.
adakah pantun yang hanya dua baris? Seperti parikan Jawa tadi?
Jawabanya Ada, yaitu yang disebut karmina (pantun kilat).
Contoh karmina
Daun keladi susun di gerbong,
Jangalah jadi orang yang sombong.
Jadi karmina itu antara baris satu dengan baris kedua tidak berhubungan.
 
Lalu ada lagi yang namanya gurindam. Jumlah barisnya juga ada dua. Antara baris satu dengan baris dua saling berhubungan (sebab akibat)
Contoh gurindam
Jika selalu berdoa dan dzikir,
Ringan melangkah jernih berpikir.
Rahasia membuat pantun dengan mudah dan cepat

1. Memahami kaidah dan ciri pantun
Memotong rebung pokok kuini,
Menanam talas akar seruntun,
Mari bergabung di malam ini,
Bersama kelas menulis pantun.
Dari pantun diatas maka kita dapati
  1. Memliki 4 baris dalam satu baitnya
  2.  Setiap barisnya terdiri dari 4 kata
  3. Terdiri dari 10 suku kata
  4. sajaknya a-b-a-b
  5. Lihat baris pertama dan baris ketiga.
    Kata rebung memiliki persamaan bunyi dengan bergabung.
    Kata kuini memiliki persamaan bunyi dengan kata ini.
    Lalu lihat baris kedua dengan baris keempat.
    Kata talas memiliki persamaan bunyi dengan kata kelas.
    Kata seruntun memiliki persamaan bunyi dengan kata pantun.
Rebung dengan bergabung, memiliki persamaan bunyi empat huruf. Maka disebut sajak penuh. 
Seruntun dengan pantun. Memiliki persamaan bunyi tiga huruf. Juga disebut sajak penuh.
 
contoh :
Makan sambal sejak kini
Jika suka ikan teri
Mungkin salah saya memperediksi
Jika narasumber sudah beristeri
kalau ini
Lihat baris pertama dengan ketiga
Baris pertama berakhiran ni
Baris ketiga berakhiran ri
Hanya sama satu huruf, maka disebut sajak paruh.
 
Hal-hal yang harus dihindari dalam membuat pantun:
  1. Hindari penggunaan nama orang dalam membuat pantun.
  2. Hindari penggunaan nama merk dagang.
  3. Hindari pengulangan kata di tiap barisnya.
2. Perbendaharaan Kata
Seorang yang akan melakukan pantun maka harus memeliki perbendaharaan kata, dibawah ini contoh perbendaharaan kata;
contoh perbendaharaan kata :
Tahu = Bahu, Perahu, Suhu
Cinta = pelita, jelita, kota
Datang = petang, batang, kentang dll

Dalam membuat sampiran, tidak ada ketentuan harus berupa hewan, tanaman atau benda lain. Namun dari beberapa contoh pantun, bisa dikategorikan beberapa macam. Yaitu simbol alam, simbol tumbuhan, simbol hewan. Bisa juga menggunakan diksi bernuansa hikayat atau sejarah. Bisa tempat lokal yang menjadi ikon masyarakat setempat. kita boleh menggunakan simbol apa saja.

Demikian resume ini mudah-mudahan bermanfaat.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua.

3 komentar:

  1. Resume yang lengkap dan luarr biasa. Terima kasih bapak. Semangat berkarya semangat menginspirasi.

    BalasHapus
  2. Ini poin yang mudahan tetap diingat.
    Tambahan tips dari narasumber supaya kita bisa membuat pantun.
    1. Hindari penggunaan nama orang dalam membuat pantun.
    2. Hindari penggunaan nama merk dagang.
    3. Hindari pengulangan kata di tiap barisnya.

    Tetap semangat

    BalasHapus