Tampilkan postingan dengan label LITERASI dan EDUKASI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LITERASI dan EDUKASI. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 September 2023

Refleksi Korelasi Filosofi KHD, Psikososial Erik Erikson, dan Diagram Identitas Gunung Es: Mengubah Cara Pandang saya. Yuk! Jadi Guru Hebat, Agar....

Gbr. Psikososial dan Diagram Identitas Gunung Es (Modul 1.2)

Pendidikan merupakan pondasi bagi peradaban manusia, dan peran guru menjadi kunci dalam memberikan pengaruh positif pada generasi mendatang.

Setelah menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 tentang refleksi filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar dewantara hingga Modul 1.2 Nilai dan Peran guru penggerak, saya mengalami momen yang mengubah cara saya mengajar dan berinteraksi dengan siswa.

Berikut beberapa refleksi mengenai perjalanan ini dengan menggunakan model refleksi 4P:

1. Menemukan Korelasi yang Mendalam (Peristiwa)

Momen paling penting dalam perjalanan pembelajaran ini yaitu saat saya mulai memahami korelasi antara Filosofi Ki Hajar Dewantara atau filosofi KHD, teori psikososial Erik Erikson, dan Diagram Identitas Gunung Es.

Ini mengubah pandangan saya tentang pendidikan dari sekadar mengajar untuk mengejar hasil menjadi melihat proses untuk membentuk individu yang seimbang antara psikososial, budaya, dan moral.

2. Perasaan Bahagia dan Semangat

Proses pembelajaran yang melibatkan kolaborasi dengan sesama peserta membuat saya merasa sangat bahagia dan semangat.

Dalam lingkungan seperti ini, kami saling memberikan pemahaman dan saling mengingatkan, menciptakan atmosfer belajar yang dinamis dan punya nilai plus pada masing-masing peserta.

3. Memahami Keunikan Siswa (Pembelajaran)

Sebelumnya, saya berpikir bahwa satu pendekatan pembelajaran cocok untuk semua siswa.

Namun, pemahaman saya sekarang, bahwa setiap siswa merupakan individu yang unik, dengan kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda.

Ini seperti tiga orang yang ingin mencapai tujuan yang sama ke Monas, tetapi memilih rute yang berbeda.

4. Pengembangan Diri Sebagai Guru Penggerak (Rencana ke Depan)

Sebagai guru, mempunyai peran sangat penting dalam membantu siswa mencapai potensi penuh mereka.

Untuk itu, saya berencana mengembangkan diri dengan mengintegrasikan konsep-konsep KHD, teori psikososial Erik Erikson, dan Diagram Identitas Gunung Es dalam pengajaran saya.

Saya akan fokus pada bagaimana cara memberikan siswa peran yang lebih besar dalam proses pembelajaran dan membantu mereka menjadi pribadi yang lebih mandiri dan terhubung dengan budaya mereka.

Dengan memahami korelasi antara Filosofi KHD, Psikososial Erik Erikson, dan Diagram Identitas Gunung Es, saya yakin, saya dapat menjadi guru yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif pada dunia pendidikan.

Mari bersama-sama menjadi guru yang hebat dan membawa perubahan positif yang lebih besar dalam pendidikan!***

Minggu, 03 September 2023

Refleksi dari Modul 1.1 Belajar Bermakna dengan Kesepakatan Kelas dan Filosofi Ki Hajar Dewantara

 

Belajar Modul 1.1 Refleksi Filosofi Ki Hajar Dewantara

1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari Modul 1.1?

Sebelum saya mempelajari Modul 1.1 tentang refleksi filosofi pendidikan nasional Ki Hajar dewantara, saya memiliki beberapa keyakinan tentang murid atau siswa atau peserta didik dan proses pembelajaran di kelas. Namun, dengan pengetahuan baru yang saya peroleh melalui modul ini, pandangan saya telah mengalami transformasi yang signifikan.

Keyakinan sebelum mempelajarai modul 1.1 sebagai berikut:

1. Pembuatan Peraturan: Sebelumnya, saya selalu memulai pembelajaran dengan membuat peraturan awal sebelum pembelajaran yang harus diikuti oleh siswa.

2. Siswa Sebagai Pusat Pembelajaran: Saya percaya bahwa setiap kegiatan pembelajaran seharusnya berpusat pada siswa, di mana siswa memiliki peran utama dalam proses pembelajaran.

3. Siswa Punya Kemampuan yang Berbeda: Saya menyadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

4. Siswa Diarahkan ke Tujuan yang Sama: Siswa harus diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama dengan metode yang sama.

5. Guru sebagai Pensarah atau Penjelas: Saya meyakini bahwa guru bukanlah pusat sumber belajar, tetapi hanya sebagai pensarah atau penjelas.

6. Sumber Belajar Berpusat pada Buku: Saya berkeyakinan sumber belajar berpusat pada buku, terutama buku yang dikeluarkan oleh pembuat produk kendaraan karena saya guru mapel.

Pandangan setelah mempelajari modul 1.1 sebagai berikut:

1. Kesepakatan Bersama dengan Siswa: Setelah mempelajari Modul 1.1, saya telah mengubah pendekatan dari pembuatan peraturan awal menjadi menciptakan kesepakatan bersama diawal pembelajaran dengan siswa di kelas. Kesepakatan ini bertujuan untuk menciptakan rasa kepemilikan dan keterlibatan bersama dalam kelas, di mana siswa merasa lebih terlibat dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran.

2. Siswa Sebagai Pusat Pembelajaran: Saya semakin yakin bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus benar-benar berpusat pada siswa atau peserta didik. Ini sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya menghormati dan memahami kodrat alam. Artinya setiap siswa punya potensi untuk berkembang yang lebih baik.

3. Siswa Punya Kemampuan yang Berbeda: Keyakinan saya bahwa setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda diperkuat oleh pemahaman filosofi kodrat alam dan kodrat zaman. Siswa memiliki potensi yang berbeda-beda dan harus diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka. Selain itu potensi mereka harus diarahkan sesuai keadaan zamannya.

4. Membimbing Menuju Tujuan: Saya sekarang yakin bahwa peserta didik harus diarahkan menuju tujuan pembelajaran yang akan dicapai, meskipun metodenya bisa bervariasi atau berbeda-beda oleh setiap siswa. Guru memiliki peran penting dalam membimbing siswa untuk mencapai tujuan tersebut.

5. Guru sebagai Teladan: Saya semakin meyakini bahwa guru harus menjadi teladan bagi siswa. Guru tidak hanya memberikan penjelasan, tetapi juga melatih siswa dalam berpikir kritis dan memberikan motivasi untuk terus berusaha sesuai dengan potensi mereka. Prinsip-prinsip Tri Kon Ki Hajar Dewantara sangat relevan dalam hal ini.

Transformasi pandangan saya setelah mempelajari Modul 1.1 sangat bermanfaat dalam membentuk pendekatan pembelajaran. Saya sekarang lebih memahami pentingnya kerjasama dan kesepakatan dengan siswa, serta betapa pentingnya menghormati dan mengembangkan potensi unik setiap peserta didik. Dengan demikian, saya akan terus mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna di kelas saya.

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari Modul 1.1, ada perubahan yang signifikan dalam pemikiran dan perilaku saya terkait dengan pembelajaran dan asas atau filosofi dalam pembelajaran. Berikut adalah perubahan utama yang saya rasakan:

1.       Pemahaman yang Lebih Mendalam tentang Asas Pembelajaran

Modul ini membantu saya memahami betapa pentingnya memiliki pemahaman yang mendalam tentang asas atau filosofi dalam pembelajaran. Saya sekarang menyadari bahwa pemahaman ini merupakan landasan utama untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik di maple yang saya emban.

2.       Pentingnya Kesepakatan Kelas

Salah satu perubahan signifikan dalam perilaku saya yaitu implementasi Kesepakatan Kelas. Saya sekarang lebih cenderung untuk memulai pembelajaran dengan membuat kesepakatan bersama dengan siswa. Kesepakatan kelas ini membantu menciptakan rasa kepemilikan bersama di kelas, yang pada gilirannya melatih dan mendidik kedisiplinan serta rasa tanggung jawab bersama.

3.       Filosofi Menuntun

Saya sekarang lebih memahami dan mengaplikasikan filosofi "menuntun" dalam pembelajaran. Guru tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga berperan dalam membimbing setiap siswa untuk mencapai potensi maksimal sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.

4.       Filosofi Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Pemahaman saya tentang filosofi ini semakin luas. Saya kini yakin bahwa setiap siswa memiliki kodrat alam atau potensi unik yang harus diarahkan agar bisa berkembang secara maksimal. Selain itu, saya juga lebih peka terhadap perubahan dalam kodrat zaman, khususnya dampak perkembangan teknologi. Ini mendorong saya untuk memberikan bimbingan dan arahan yang relevan kepada siswa dalam menghadapi perkembangan zaman.

5.       Filosofi Benih dan Petani

Setelah mempelajarai filosofi ini, kini melihat siswa bagaikan "benih" yang perlu dirawat dengan baik oleh guru sebagai "petani." Siswa perlu perhatian dan bimbingan agar potensi mereka dapat tumbuh dengan optimal. Peran guru dalam mendampingi dan membimbing siswa sangat penting untuk mencapai hasil yang baik.

6.       Filosofi Tri Kon

Pemahaman saya tentang asas Tri Kon semakin berkembang. Saya sekarang melihatnya sebagai sebuah tata surya di mana setiap "planet" atau siswa memiliki kecepatan dan kemampuan yang berbeda-beda.

Ini telah mengubah pandangan saya tentang siswa yang memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan kesabaran. Guru harus selalu bersabar dan memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa.

Pemahaman yang lebih mendalam tentang asas atau filosofi dalam pembelajaran telah membantu saya dan mudah-mudahan menjadi guru yang lebih baik dan memberikan pendidikan yang lebih bermakna kepada siswa-siswa saya.

Saya yakin bahwa dengan mengintegrasikan asas-asas ini dalam praktik pembelajaran, maka saya dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik dan mendukung perkembangan maksimal setiap siswa.

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan dengan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Untuk membuat kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) dengan lebih baik, Saya berusaha menerapkan langkah-langkah berikut:

1. Membuat Kesepakatan Kelas:

·         Jadikan kesepakatan kelas sebagai langkah pertama di awal tahun ajaran atau semester atau karena sekarang sudah mulai pembelajaran, maka yang sebelumnya berupa peraturan pembelajaran, Saya rubah menjadi kesepakatan kelas. Dalam kesepakatan ini, melibatkan siswa dalam menyusun aturan dan norma yang harus diikuti oleh seluruh anggota kelas.

·         Dalam kesepakatan kelas mencakup nilai-nilai disiplin, tanggung jawab bersama, dan kebahagiaan dalam proses pembelajaran.

·         Saya berusaha menggunakan kesepakatan ini sebagai alat untuk melatih siswa dalam kedisiplinan, kepemilikan, dan kerja sama.

2. Menerapkan Asas dan Filosofi Ki Hajar Dewantara:

·         Berusaha merapkan filosofi "menuntun" dalam pembelajaran. Fokus pada peran sebagai pemandu yang membimbing siswa untuk menemukan pengetahuan dan potensi mereka sendiri.

·         Memahami filosofi "kodrat alam dan kodrat zaman" untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan potensi unik siswa dan perkembangan zaman.

·         Implementasikan prinsip-prinsip dari filosofi "benih dan petani," yaitu memberikan perhatian dan bimbingan yang diperlukan kepada setiap siswa untuk merawat dan mengembangkan potensi mereka.

·         Menggunakan konsep "Tri Kon" untuk menghormati kecepatan dan kemampuan berbeda-beda siswa dalam belajar, dan memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan individual mereka.

Selain itu, penting juga untuk berkomunikasi terbuka dengan siswa dan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran. Mendengarkan masukan dan kebutuhan siswa dapat membantu kita lebih baik dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip KHD dalam kelas kita.

Dengan menerapkan kesepakatan kelas dan mengintegrasikan asas dan filosofi KHD dalam praktik pembelajaran sehari-hari, Kita dapat menciptakan lingkungan kelas yang mencerminkan nilai-nilai dan pandangan Ki Hajar Dewantara, dan memberikan pendidikan yang lebih bermakna bagi siswa Kita.