Senin, 13 Februari 2023

Kolaborasi Penguatan Karakter Siswa, Sangat Diperlukan!


 

https://www.kompasiana.com/ahmadfatch7055/63e6ff2e08a8b5510b31c1f2/kolaborasi-penguatan-karakter-siswa-kemendikbudristek-sangat-diperlukan

Kolaborasi Penguatan Karakter Siswa, Sangat Diperlukan!

Ahmad Fatch, 11 Februari 2023

Seiring dengan perkembangan teknologi banyak diantara kita, terutama siswa- siswi kurang mempunyai tata krama, adab atau budi pekerti. Hal ini dikarenakan siswa-siswi kurang mempunyai karakter yang sesuai tradisi Indonesia.

Siaran Pers

Kemendikbudristek Gandeng Lintas Sektor untuk Kolaborasi Program Penguatan Karakter  (10 Februari 2023, Dilihat 40 kali . )

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) menjalin kolaborasi lintas sektor bersama 17 kementerian/lembaga, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Komisi Nasional Disabilitas, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, serta para pemangku kepentingan lain seperti United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF). Kolaborasi tersebut bertujuan untuk mensinergikan program Puspeka dengan tujuan masing-masing sektor.

Pertanyaannya kemudian;

Apa sih yang dimaksud dengan karakter?

Ternyata arti karakter menurut KBBI yaitu "tabiat; sifat-sifat kejiwaan akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak"

Dari pengertian ini, maka kita dapat memahami, bahwa karakter seseorang dapat dibentuk dan dikuatkan. Karakter berhubungan dengan sifat-sifat seseorang yang berupa akhlak, budi pekerti, watak dan tabiat.

Beberapa unsur dalam karakter yaitu :

  1. Emosi (pengendalian diri)
  2. Kebiasaan (Perilaku)
  3. Kemauan (Keinginan)
  4. Kepercayaan

Kapan melatih karakter?

Untuk melatih karakter tentu harus dilakukan sejak dini. Artinya harus dilakukan dari masa kecil. Pada usia dini (prapendidikan formal) yang melatih adalah orang tuanya masing-masing.

Ketika memasuki masa pendidikan tentu sudah harus melibatkan orang lain dalam membentuk karakter. Makin tinggi tingkat pendidikannya, maka makin butuh kolaborasi antar orang yang satu dengan yang lain, dalam pembentukan karakter seseorang tersebut.

Hal ini sangat benar ketika Kemendikbudristek menggandeng lintas sektor dalam rangka kolaborasi program penguatan karakter, seperti yang sudah dilakukan dalam siaran pers di www.kemdikbud.go.id tertanggal 10 Februari 2023

Dalam siaran pers tersebut sebanyak 17 Kementerian atau lembaga yang dilibatkan dalam penguatan karakter siswa-siswi.

Pada dasarnya, memang tidak bisa penguatan karakter dilakukan oleh satu pihak saja. Hal ini tidak bisa sukses jika sektor-sektor lain atau lembaga-lembaga lain tidak mau berkolaborasi atau tidak dilibatkan. Penguatan karakter melibatkan instansi atau lembaga lain.

Seperti contoh; siswa-siswi di tingkat SMK. Ketika anak di sekolah sudah dilakukan penguatan karakter, tetapi pada saat siswa-siswi SMK tersebut melakukan kegiatan praktek kerja industri (prakerin) atau praktek kerja lapangan (PKL) ke dunia usaha ternyata disana banyak dilakukan hal-hal yang tidak bagus, karena tidak ada pengawasan tentu hal ini setelah kembali dari tempat PKL maka pendidik atau guru akan kembali lagi membentuk dari awal (0). Begitu juga sebaliknya ketika di sekolah belum dilakukan pendidikan karakter, Pada saat PKL atau prakerin siswa harus masuk ke Dunia Usaha/Industri, maka di dunia industri akan kewalahan menangani siswa tersebut.

Dari contoh ini sudah jelas, untuk menguatkan karakter siswa, perlu dilakukan kolaborasi antar instansi atau lembaga atau Kementerian yang mempunyai kepentingan.

Kepentingan yang lebih besar, lebih umum daripada itu semua yaitu pembentukan karakter untuk generasi penerus bangsa artinya penguatan ini dilakukan untuk kepentingan nasional. Jangan sampai generasi penerus bangsa mempunyai mental, kebiasaan yang bobrok, kejiwaan yang kurang bagus, sehingga mengakibatkan tatanan kehidupan di masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tentu menjadi lebih bobrok dan mempunyai akhlak yang tidak bagus.

Dalam siaran pers tersebut, sekretaris jenderal Kemendikbudristek Ibu Suharti mengatakan "kolaborasi antar sektor sangat penting termasuk dalam hal penguatan karakter." Lebih jauh dikatakan oleh Beliau "pertemuan lintas Kementerian atau lembaga dan para pemangku kepentingan di luar pemerintah diharapkan akan menghasilkan sinergisitas program yang dapat dilaksanakan secara bersama-sama."

Dari sini beliau menyadari bahwa tidak mungkin penguatan karakter dapat dilakukan oleh Kemendikbudristek sendirian. Butuh kolaborasi antar lembaga, seperti yang sudah dijelaskan oleh penulis. Tidak mungkin pembentukan dan penguatan karakter dilakukan oleh satu lembaga, karena banyak kepentingan di dalam mewujudkan karakter yang baik.

Untuk itu seharusnya penguatan dan pertunjukan karakter berlaku secara nasional bukan hanya oleh Kemendikbudristek, tetapi sudah lintas Kementerian, lintas lembaga, bahkan harus melibatkan para lembaga di luar pemerintahan; seperti Lembaga swasta dan lain sebagainya.

Lebih baik lagi penguatan karakter dicontohkan langsung oleh para pemimpin Indonesia, mulai dari presiden, pembantu presiden (para menteri, wakil menteri, KSP dan anggotanya), Pimpinan lembaga dan anggotanya, Gubernur dan para pembantunya, Bupati/Wali Kota serta para pembantunya.

artinya para pemimpin menunjukan karakter yang baik didepan publik ketika disorot oleh media dan tanpa media. Jangan cuma sekedar jargon.

Selain itu, penguatan karakter ini sebaiknya dilakukan melalui media-media, baik media utama yaitu Televisi Nasional (televisi pemerintah maupun televisi swasta). Pembentukan dan penguatan karakter juga harus dilakukan oleh media-media online dan bekerja sama dengan media-media atau aplikator-aplikator yang berhubungan dengan kegiatan konten kreator dan lain sebagainya.

Tidak mungkin penguatan karakter akan berhasil jika media-media nasional tidak menjalankan program penguatan karakter tersebut. Pada dasarnya siswa-siswi akan lebih mengikuti tren kekinian yang digembar-gemborkan, diiklankan oleh media-media tersebut, yaitu media-media Televisi Nasional, konten kreator di YouTube, Twitter, Instagram, Tik Tok dan lain sebagainya.

Semua aplikator tersebut dalam hal ini konten kreator harus dilakukan penguatan karakter, aturan main dalam membuat konten kreator tersebut yaitu yang berhubungan dengan penguatan karakter warga negara indonesia.

Regulasi-regulasi yang berhubungan dengan penguatan karakter harus dibuat dan dilakukan. Agar program penguatan karakter tersebut berlaku secara nasional.

Penguatan karakter itu harus, bukan cuma sekedar slogan atau jargon. Semoga siswa-siswi Indonesia makin berkarakter. Demikian Terima kasih.

Salam literasi

#Indonesiaberkarakter

#IndonesiaMaju

#IndonesiaBangkit

Sabtu, 11 Februari 2023

Pendidikan Karakter di Indonesia bagian 2

Kegiatan Membaca surat Yasin dan tahlil setiap hari Jumat
 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semua.

Dengan mengucapkan Alhamdulillah hari ini masih di diberikan kesempatan untuk menulis di kompasiana.com, mudah-mudahan apa yang saya tulis hari ini, dapat bermanfaat untuk saya pribadi dan para pembaca semuanya dimanapun berada. Dan mudah-mudahan para pembaca semua selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Shalawat salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Melanjutkan pembahasan yang kemarin yaitu 6 Poin penting tentang pendidikan karakter di kurikulum merdeka belajar yaitu :

  1. Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Bernalar kritis.
  3. Berkebhinekaan Global.
  4. Bergotong-royong.
  5. Mandiri, dan.
  6. Kreatif.

Pendidikan Karakter harus kita tanamkan kepada anak didik kita, supaya anak didik kita menjadi anak yang berkarakter seperti yang diminta pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka Belajar. Pada dasarnya sumber kurikulum ini berasal dari Pancasila khususnya Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa serta dari UUD 1945 baik di bagian pembukaan maupun terdapat pada pasal 29 ayat 1 dan 2.

Pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka Belajar pada karakter pertama yaitu tentang Karakter Religius yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kita sebagai manusia makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan nilai-nilai yang sangat tinggi, maka sudah sepatutnya harus mempunyai Karakter Religius yang sangat mumpuni. Dengan Karakter Religius tersebut maka kita bisa menjadi manusia yang mempunyai Akhlak Yang Mulia atau dalam bahasa agama disebut Akhlakul Karimah. Peserta didik dengan Akhlakul Karimah ini akan melahirkan generasi-generasi penerus yang mempunyai nilai-nilai humanisme atau dalam bahasa agama hablum minannas yaitu punya sifat  kemanusiaan yang sangat baik.

Para peserta didik yang mempunyai Karakter Relegius mereka akan mengakui adanya Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga setiap anak didik akan percaya pada agama-agama yang ada dimuka bumi ini. Setiap agama di muka bumi ini secara umum sudah barang tentu mengajarkan tentang kebaikan atau dalam bahasa lain mengajarkan Akhlakul Karimah yaitu tingkah laku manusia yang mengarah kepada hal-hal yang positif, dalam bahasa adat biasanya disebut Sopan Santun. Didalam Islam tujuan pertama diciptakan manusia yaitu sebagai khalifah dimuka bumi, khalifah dalam bahasa agama disebut pengganti, artinya sebelum adanya manusia sudah ada makhluk lain dimuka bumi, akan tetapi karena tidak menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa, maka harus diganti oleh mahkluk yang lain, makhluk inilah yang disebut manusia. Dengan demikian dari pertama kali diciptakannya manusia Karater Relegiuslah yang sudah ada.

Untuk dapat menjadikan peserta didik tersebut mempunyai Karakter yang Relegius maka perlu dibuat tata aturan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peribadatan keagamaan, seperti memberlakukan untuk melaksanakan Shalat Dzuhur berjamaah atau kadangkala sekolah meminta anak didiknya untuk membaca surat-surat tertentu sebelum pembelajaran dimulai. Seperti contoh di SMK Teknik 10 Nopember setiap hari Jum'at sebelum pembelajaran siswa-siswi secara Bersama-sama membaca surat Yasin, contoh lain di SMKN 1 Tambelang yang dipimpin oleh Bapak H. Saparudin, S.Pd, M.M meminta anak didiknya untuk melaksanakan Sholat Dzuhur berjamaah, dan contoh lain di SMK PGRI 20 Jakarta selalu membaca Surat Al-Kahfi ayat 1 sampai ayat 10 setiap hari Jum'at. Ini merupakan contoh-contoh pembentukan Karakter Religius di dalam Pendidikan, supaya anak didik kita setelah lulus dapat terbiasa menjalankan ibadah-ibadah keagamaannya masing-masing. Dalam pembentukan Karakter Relegius kadang dilakukan dalam bulan-bulan tertentu sesuai sekolah masing-masing, seperti contoh mengadakan kegiatan Pesantren Ramdhan pada bulan Ramdhan atau kegiatan Maulid Nabi Ketika masuk bulan Rabiul Awal. Ada juga kegiatan pembentukan Karakter ini lewat ekstra kurikuler (Ekskul) yaitu melalui Ekskul Rohis.

Semua itu merupakan cara untuk pembentukan Karakter Relegius pada anak didik di Sekolah, ouputnya anak didik menjadi terbiasa dengan kegiatan-kegiatan keagamaan dengan sendirinya. Sehingga menjadi karakter yang positif dan diharapkan akan melahirkan sifat jujur (Sidiq), dapat dipercaya (Amanah), menyebarkan kebaikan (Tabligh) dan Cerdas (Fathonah).

Demikian penjelasan lanjutan tentang Pendidikan Karakter di Indonesia khususnya Karakter Religius. Mudah-mudahan kita semua mempunyai karakter tersebut. Dan mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa masih Memberikan Kesehatan dan kemampuan sehingga kita dapat menulis dan membaca kembali tentang karakter-karakter di dalam dunia Pendidikan di Indonesia.

Quote hari ini #Lakukanlah hal yang positif agar menjadi inspiratif#

Kurang lebihnya mohon maaf kalau ada kekurangan itu semata-mata karena kelemahan penulis, Jika ada kelebihan semua datang dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam Sejahtera buat kita semua

Rabu, 08 Februari 2023

1.2 Definisi School

 

https://www.kompasiana.com/erithatania/57ee16e5db9373b1108d1c6d/tanggapan-terhadap-full-day-school-di-indonesia

1.2 Definisi School

School merupakan istilah dari bahasa asing tepatnya bahasa Inggris. School jika diterjemahkan dengan kamus Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia maka berarti sekolah. Sedangkan arti Sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) atau KBBI online di situs https://kbbi.web.id/sekolah di sana terdapat empat pengertian, antara lain:

1.2.1 Pengertian Pertama Menurut KBBI

Sekolah yaitu “bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran menurut tingkatannya.” Jika melihat dari pengertian ini, maka pengertian sekolah berdasarkan bangunan untuk belajar dan mengajar. Kedua menurut pengertian ini juga sekolah berarti lembaga untuk belajar dan mengajar. Dengan demikian pengertian pertama berdasarkan KBBI mengenai sekolah yaitu gedung atau tempat sekolah dan lembaga sekolah untuk kegiatan belajar mengajar.

1.2.2 Pengertian Kedua Menurut KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sekolah juga berarti “waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran.” Pengertian ini menjelaskan bahwa sekolah merupakan batasan pertemuan awal sampai pertemuan akhir atau yang sering disebut sebagai tatap muka waktu pembelajaran berlangsung. Tatap muka ini bisa dilangsungkan secara luring maupun secara daring. Jadi menurut pengertian kedua, sekolah yaitu waktu pelaksanaannya kegiatan pembelajaran berlangsung baik secara luring maupun daring, karena berhubungan dengan kegiatan pembelajaran

1.2.3 Pengertian Ketiga Menurut KBBI

Menurut KBBI pengertian ketiga dari sekolah, yaitu “usaha menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan); pelajaran; pengajaran.” Dari pengertian ketiga yaitu sekolah merupakan kegiatan untuk menuntut ilmu pengetahuan atau kegiatan yang dapat memberikan pelajaran dan pengajaran bagi setiap individu yang ingin belajar. Dengan demikian inti dari pengertian yang ketiga tentang sekolah yaitu usaha mendapatkan ilmu pengetahuan dari seorang penuntut ilmu dalam hal ini biasanya disebut sebagai peserta didik atau siswa atau murid.

1.2.4 Pengertian Keempat Menurut KBBI

Dalam pengertian keempat ini sekolah adalah “belajar di sekolah atau pergi ke sekolah atau bersekolah.” Inti dari pengertian yang keempat yaitu kegiatan peserta didik untuk berangkat ke tempat sekolah. Seiring dari kata dasar sekolah dengan awalan ber- yang menjadi bersekolah dengan artian setiap kegitan pembelajaran di sekolah atau belajar di sekolah.

1.2.5 Kesimpulan Pengertian Sekolah

Dari pengertian 1 sampai 4 pada poin 1.2.1 sampai dengan 1.2.4 mengenai sekolah, maka dapat diartikan sekolah yaitu tempat kegiatan belajar dan mengajar dari waktu mulai sampai waktu berakhir dengan tujuan menuntut ilmu pengetahuan untuk anak didik. Artinya kegiatan sekolah yaitu suatu kegiatan menuntut ilmu di suatu lembaga atau tempat sekolah dimulai dari awalan sampai penutupan baik kegiatan tersebut secara luring maupun daring.


Senin, 06 Februari 2023

Pendidikan Karakter di Indonesia

 

https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semua

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang masih memberikan Kesehatan kepada kita semua, Sholawat salam teruntuk beliau yang mulia Nabi Muhammad SAW, Alhamdulillah saya bersyukur masih diberikan kesempatan untuk menulis, mudah-mudahan masih bisa berlanjut untuk selalu menulis dikemudian hari

Para pembaca yang Budiman dimanapun anda berada, saya tidak bosan untuk selalu mengingatkan kita semua, bagi para pembaca yang belum menjalankan ibadah dipersilahkan untuk menjalankan ibadah terlebih dahulu, jangan sampai kita melupakan kewajiban kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena sesungguhnya diciptakannya kita sebagai manusia yaitu untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

Para pembaca di manapun berada hari ini saya menulis tentang pendidikan karakter, terkadang karakter dipersepsikan sebagai tabiat bawaan sejak lahir. Apakah betul karakter merupakan unsur bawaan sejak lahir?. Kalau kita pelajari kehidupan manusia, baik kehidupan keluarga kita, para Tetangga, para sanak saudara, bahwa karakter seseorang bukanlah bawaan dari lahir. Untuk itu coba kita lihat terlebih dahulu apa pengertian tentang karakter?.

Kalau kita lihat arti karakter di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maka karakter memiliki dua makna, yaitu :

Makna karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seorang dari yang lain.

Makna karakter berarti huruf

Selanjutnya kita lihat apa sih arti karakter menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, karakter ialah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri spesial tiap individu buat dihayati serta berhubungan baik pada lingkup keluarga, rakyat bangsa dan negara,

Dengan demikian maka karakter dapat diartikan suatu sifat individu seseorang menjadi yang terbaik. Sedangkan individu yang berkarakter adalah setiap individu yang dapat membuat keputusan serta dapat mempertanggungjawabkan dari apa yang diputuskanya baik berdampak  positif maupun yang berdampak negatif. Bisa juga karakter adalah sifat konkret seseorang yang paling menonjol diantara sikap-sikap yang lain.

Dari penjelasan diatas maka secara umum karakter itu bukan bawaan dari lahir, akan tetapi karakter bisa dibentuk atau dilatih. Dalam lembaga pendidikan yang berpedoman pada kurikulum dari Lembaga yang menaunginya biasa terdapat hal-hal yang berkaitan dengan Pendidikan karakter. Karena dengan memiliki siswa yang berakarakter kuat maka Lembaga Pendidikan mempunyai dampak positifnya. Dalam Kurikulum 2013 atau biasa disebut kurtilas mengajarkan minimal mempunyai 5 karakter utama yang harus diterapkan pada sekolah dan para peserta didiknya.

Diantara 5 karakter utama tersebut antara lain:

Karakter Religius, Apa itu karakter relegius yaitu setiap individu (siswa) mampu mencerminkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan diwujudkan/ditampakkan dalam perilaku kesehariannya yaitu taat melaksanakan ibadah agamanya masing-masing. Karena orang yang melaksanakan ajaran agamanya masing-masing dengan baik dan benar, hampir bisa dipastikan mempunyai akhlak yang baik, karena setiap agama mengajarkan kebaikan.

Karakter Nasionalis, karakter ini merupakan cermin sebagai Warga Negara Indonesia wajib setiap penduduknya mempunyai jiwa nasionalisme, dalam salah satu Pendidikan organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia yaitu NU mengajarkan "khubbul wathon minal iman" "cinta tanah air sebagian dari iman" ini penting sekali buat para pelajar. hal ini sebagai dasar kecintaan pelajar terhadap negaranya sendiri.

Karakter Integritas, karakter ini menuntut setiap individu di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan, artinya antara ucapan dan perilaku harus selaras, tidak boleh ada perbedaan.

Karakter Mandiri, karakter ini berguna untuk sikap dan perilaku seseorang atau individu atau pelajar. Dimana setiap individu atau pelajar harus bisa mengupayakan kemampuan dirinya sendiri, baik tenaga pikiran dan merealisasikan harapan, mimpi dan cita-citanya sehingga seseorang atau pelajar tersebut mempunyai etos kerja yang baik tangguh, berdaya juang, professional, kreatif dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Karakter gotong royong, maksudnya adalah siswa/pelajar setiap tindakanya harus mencerminkan tindakan untuk menghargai teman-temannya serta dapat bahu membahu untuk menyelesaikan persoalan secara bersama-sama dan melaksanakan kerja sama dalam mencari solusi-solusi di dalam masyarakat atau sekolah baik yang bersifat pemikiran maupun pekerjaan.

5 karakter utama ini merupakan perwujudan di dalam kurikulum 2013. Bagaimana nilai karakter didalam kurikulum Merdeka belajar? Dalam kurikulum merdeka belajar merupakan serapan dari 5 karakter utama yaitu karakter Religius, Nasionalis, Integritas, Mandiri, dan Gotong royong berubah menjadi 6 nilai karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Yang mana Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan dari pelajar di seantero Indonesia untuk belajar sepanjang hayat, yaitu:

  • Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Bernalar kritis.
  • Berkebhinekaan Global.
  • Bergotong-royong.
  • Mandiri, dan
  • Kreatif.

Inilah 6 poin Pendidikan Karakter bagi pelajar di Indonesia yang harus dipenuhi. Bagaimana caranya untuk memenuhi itu semua? maka perlu dilakukan pembiasaan nilai-nilai tersebut dengan cara melatih dan mendidik siswa-siswi di seluruh Indonesia agar mematuhi tata tertib dengan output Pendidikan Karakter tersebut. Sebagai contoh, kadang ada sekolah yang menerapkan wajib melaksanakan salat Dhuhur berjamaah ini merupakan cara melatih kebiasaan agar siswa tersebut mempunyai Karakter Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini merupakan salah satu contoh saja, masih banyak contoh-contoh Pendidikan Karakter yang lain seperti mengikuti upacara bendera yaitu untuk karakter Nasionalisme dan lain-lain.

Terima kasih para pembaca yang budiman mudah-mudahan para pembaca selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa dan diberikan kesehatan serta dimudahkan dalam menjemput rizkinya masing-masing.

Quote hari ini #Lakukan hal yang positif agar menjadi inspiratif#

Kurang lebihnya mohon maaf, jika ada hal yang kurang berkenan itu semata-mata karena keterbatasan saya, jika ada yang baik itu semua datangnya dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sekian dan terimakasih

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semua