Jumat, 24 Maret 2023

Ramadan Bulan Latihan Tinjauan pustaka

https://www.canva.com/design/DAFeDYNMG94/Hn5KQp37ddnd5c2Yo1K5Qw/edit

Ramadan Bulan Latihan Tinjauan pustaka

Aziz, A. (2015). Ramadan: Menguatkan Iman dan Takwa. Jakarta: Republika. Menurut Aziz (2015), "Ramadan adalah momen yang sangat tepat untuk kita memperkuat iman dan takwa" (hal. 8). Berkaiatan dengan "Ramadan 5.0: Membentuk Karakter Unggul di Era Digital dan Society 5.0". Ramadan menjadi momen yang sangat penting dalam membentuk karakter unggul pada era digital dan Society 5.0. Aziz (2015) menegaskan bahwa puasa Ramadan dapat memperkuat iman dan takwa, sehingga membentuk karakter yang berkualitas dan bertanggung jawab dalam menghadapi era digital.

Dalam era digital dan Society 5.0, individu dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatur diri, menjaga integritas, serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang baik. Dalam Ramadan, individu diuji untuk meningkatkan kemampuan mengontrol diri dan menahan hawa nafsu. Hal ini menjadi penting dalam menghadapi era digital yang penuh dengan godaan dan distraksi, sehingga individu menjadi lebih mudah tergoda untuk melanggar nilai-nilai moral dan etika. Selain itu, ibadah puasa Ramadan juga membentuk kesadaran sosial dan empati terhadap orang lain, terutama yang kurang mampu. Hal ini penting dalam mengembangkan karakter yang peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar.

Dalam konteks Society 5.0, di mana teknologi dan manusia semakin terintegrasi, Ramadan juga dapat menjadi momen untuk memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kebersamaan. Ibadah tarawih dan buka puasa bersama di masjid atau di lingkungan sekitar dapat membentuk rasa persaudaraan dan kebersamaan yang kuat di antara individu. Hal ini penting dalam membentuk karakter yang inklusif dan mampu berkolaborasi dalam era digital dan Society 5.0.

Dengan demikian dapat disimpulkan, Ramadan sebagai bulan latihan memiliki peran penting dalam membentuk karakter unggul di era digital dan Society 5.0. Ibadah puasa dan kegiatan sosial yang dilakukan selama bulan Ramadan dapat membentuk kemampuan mengontrol diri, kesadaran sosial, empati, rasa persaudaraan, dan kebersamaan yang kuat. Hal ini merupakan karakteristik yang sangat dibutuhkan dalam era digital dan Society 5.0, di mana individu dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks. Oleh karena itu, Ramadan menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan kualitas diri dan membentuk karakter unggul yang dapat bersaing dalam era digital dan Society 5.0.

Djumhana, M. (2018). Kebahagiaan di Balik Kesulitan: Pemaknaan Psikologis Berpuasa di Bulan Ramadan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Djumhana (2018) menyatakan, "Berpuasa di bulan Ramadan dapat memberikan kebahagiaan di balik kesulitan" (hal. 10). Berkaiatan dengan "Ramadan 5.0: Membentuk Karakter Unggul di Era Digital dan Society 5.0" serta Ramadan sebagai bulan latihan. Dalam konteks Ramadan sebagai bulan latihan, pemahaman dari Djumhana (2018) tentang kebahagiaan di balik kesulitan memiliki hubungan yang erat dengan pembentukan karakter unggul di era digital dan Society 5.0.

Kesulitan yang dihadapi selama berpuasa Ramadan dapat menjadi peluang untuk mengembangkan kemampuan adaptasi dan ketahanan mental yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan era digital yang kompleks dan dinamis. Pada saat berpuasa, individu dituntut untuk mengatur pola makan dan minum yang terbatas serta mengontrol diri dari segala godaan makanan dan minuman. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk mengelola diri dengan baik dan menjaga keseimbangan emosi agar tetap fokus dan produktif selama beraktivitas. Kemampuan ini sangat penting dalam era digital di mana individu terpapar oleh berbagai distraksi dan kesulitan yang membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi.

Di sisi lain, pemahaman tentang kebahagiaan di balik kesulitan dalam berpuasa Ramadan dapat menjadi motivasi dan inspirasi dalam menghadapi tantangan di era digital dan Society 5.0. Kesulitan yang dihadapi selama berpuasa Ramadan dapat mengasah kemampuan sabar, disiplin, dan ketekunan yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dalam era digital yang sering kali kompleks dan sulit diatasi. Dengan memahami bahwa kesulitan yang dihadapi akan membawa kebahagiaan dan manfaat di masa depan, individu akan lebih siap dan termotivasi untuk menghadapi tantangan di era digital dan Society 5.0 dengan optimisme dan semangat yang tinggi.

Dalam konteks Society 5.0, kebahagiaan di balik kesulitan yang diperoleh melalui berpuasa Ramadan juga dapat membentuk karakter unggul yang kuat dan berdaya saing tinggi. Individu yang mampu mengatasi kesulitan dan menjadikannya sebagai motivasi untuk berkembang akan memiliki keunggulan dalam menghadapi era digital yang penuh dengan persaingan. Selain itu, kesadaran sosial dan empati terhadap orang lain yang kurang mampu juga dapat memberikan kebahagiaan yang berarti dan memperkuat karakter sosial yang baik di era digital dan Society 5.0.

Sehingga dapat disimpulkan, pemahaman tentang kebahagiaan di balik kesulitan yang diperoleh melalui berpuasa Ramadan memiliki peran penting dalam membentuk karakter unggul di era digital dan Society 5.0. Dengan mengasah kemampuan adaptasi, ketahanan mental, dan karakter sosial yang baik, individu akan siap menghadapi tantangan di era digital dan Society 5.0 dengan optimisme, semangat, dan kebahagiaan yang tinggi.

4 komentar: