Sabtu, 11 Februari 2023

Pendidikan Karakter di Indonesia bagian 2

Kegiatan Membaca surat Yasin dan tahlil setiap hari Jumat
 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semua.

Dengan mengucapkan Alhamdulillah hari ini masih di diberikan kesempatan untuk menulis di kompasiana.com, mudah-mudahan apa yang saya tulis hari ini, dapat bermanfaat untuk saya pribadi dan para pembaca semuanya dimanapun berada. Dan mudah-mudahan para pembaca semua selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Shalawat salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Melanjutkan pembahasan yang kemarin yaitu 6 Poin penting tentang pendidikan karakter di kurikulum merdeka belajar yaitu :

  1. Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Bernalar kritis.
  3. Berkebhinekaan Global.
  4. Bergotong-royong.
  5. Mandiri, dan.
  6. Kreatif.

Pendidikan Karakter harus kita tanamkan kepada anak didik kita, supaya anak didik kita menjadi anak yang berkarakter seperti yang diminta pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka Belajar. Pada dasarnya sumber kurikulum ini berasal dari Pancasila khususnya Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa serta dari UUD 1945 baik di bagian pembukaan maupun terdapat pada pasal 29 ayat 1 dan 2.

Pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka Belajar pada karakter pertama yaitu tentang Karakter Religius yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kita sebagai manusia makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan nilai-nilai yang sangat tinggi, maka sudah sepatutnya harus mempunyai Karakter Religius yang sangat mumpuni. Dengan Karakter Religius tersebut maka kita bisa menjadi manusia yang mempunyai Akhlak Yang Mulia atau dalam bahasa agama disebut Akhlakul Karimah. Peserta didik dengan Akhlakul Karimah ini akan melahirkan generasi-generasi penerus yang mempunyai nilai-nilai humanisme atau dalam bahasa agama hablum minannas yaitu punya sifat  kemanusiaan yang sangat baik.

Para peserta didik yang mempunyai Karakter Relegius mereka akan mengakui adanya Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga setiap anak didik akan percaya pada agama-agama yang ada dimuka bumi ini. Setiap agama di muka bumi ini secara umum sudah barang tentu mengajarkan tentang kebaikan atau dalam bahasa lain mengajarkan Akhlakul Karimah yaitu tingkah laku manusia yang mengarah kepada hal-hal yang positif, dalam bahasa adat biasanya disebut Sopan Santun. Didalam Islam tujuan pertama diciptakan manusia yaitu sebagai khalifah dimuka bumi, khalifah dalam bahasa agama disebut pengganti, artinya sebelum adanya manusia sudah ada makhluk lain dimuka bumi, akan tetapi karena tidak menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa, maka harus diganti oleh mahkluk yang lain, makhluk inilah yang disebut manusia. Dengan demikian dari pertama kali diciptakannya manusia Karater Relegiuslah yang sudah ada.

Untuk dapat menjadikan peserta didik tersebut mempunyai Karakter yang Relegius maka perlu dibuat tata aturan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peribadatan keagamaan, seperti memberlakukan untuk melaksanakan Shalat Dzuhur berjamaah atau kadangkala sekolah meminta anak didiknya untuk membaca surat-surat tertentu sebelum pembelajaran dimulai. Seperti contoh di SMK Teknik 10 Nopember setiap hari Jum'at sebelum pembelajaran siswa-siswi secara Bersama-sama membaca surat Yasin, contoh lain di SMKN 1 Tambelang yang dipimpin oleh Bapak H. Saparudin, S.Pd, M.M meminta anak didiknya untuk melaksanakan Sholat Dzuhur berjamaah, dan contoh lain di SMK PGRI 20 Jakarta selalu membaca Surat Al-Kahfi ayat 1 sampai ayat 10 setiap hari Jum'at. Ini merupakan contoh-contoh pembentukan Karakter Religius di dalam Pendidikan, supaya anak didik kita setelah lulus dapat terbiasa menjalankan ibadah-ibadah keagamaannya masing-masing. Dalam pembentukan Karakter Relegius kadang dilakukan dalam bulan-bulan tertentu sesuai sekolah masing-masing, seperti contoh mengadakan kegiatan Pesantren Ramdhan pada bulan Ramdhan atau kegiatan Maulid Nabi Ketika masuk bulan Rabiul Awal. Ada juga kegiatan pembentukan Karakter ini lewat ekstra kurikuler (Ekskul) yaitu melalui Ekskul Rohis.

Semua itu merupakan cara untuk pembentukan Karakter Relegius pada anak didik di Sekolah, ouputnya anak didik menjadi terbiasa dengan kegiatan-kegiatan keagamaan dengan sendirinya. Sehingga menjadi karakter yang positif dan diharapkan akan melahirkan sifat jujur (Sidiq), dapat dipercaya (Amanah), menyebarkan kebaikan (Tabligh) dan Cerdas (Fathonah).

Demikian penjelasan lanjutan tentang Pendidikan Karakter di Indonesia khususnya Karakter Religius. Mudah-mudahan kita semua mempunyai karakter tersebut. Dan mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa masih Memberikan Kesehatan dan kemampuan sehingga kita dapat menulis dan membaca kembali tentang karakter-karakter di dalam dunia Pendidikan di Indonesia.

Quote hari ini #Lakukanlah hal yang positif agar menjadi inspiratif#

Kurang lebihnya mohon maaf kalau ada kekurangan itu semata-mata karena kelemahan penulis, Jika ada kelebihan semua datang dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam Sejahtera buat kita semua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar