Resume Ke : 18
Gelombang ke : 27
Tanggal : 30 September 2022
Tema : Menulis Puisi
Narasumber : Dr. E. Hasanah, M.Pd.
Moderator : Dail Ma'ruf
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua.
Pada materi malam ini tema yang di usung yaitu Menulis Puisi yang di sampaikan oleh Narasumber kita Dr. E. Hasanah, M.Pd. Beliau Alumni BM gelombang 18 asuhan Bapak Wijaya Kusumah atau Omjay.
Biodata Dr. E. Hasanah, M.Pd |
Menghasilkan buku solo dan 72 buku antologi |
A. Pengertian Puisi
Menurut KBBI
Pengertian Puisi |
1. Menurut ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait;
2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus;
3. Sajak;
Pengertian tentang sajak |
Menurut H.B. Jassin Puisi merupakan suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.
B. Contoh Puisi
Dalam remang senja aku teringat
Ketika rasa itu menjelma
Aku terbuai dengan merdu suaramu
Termenung menyaksikan senyum terindah
Sampai menuju suatu arah
Yang membawaku larut dalam resah
Resah memikirkanmu aku terperangah
Pandangan itu membuatku melayang
Hingga pada titik dimana aku sedang tidak mengerti
Mengapa aku seperti ini
Bahwa cinta masih menguasaiku
Rasa ini mengalir tiada henti
Tatapan itu selalu menjadi candu untukku
Tatapan yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau
Tapi aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan
Semoga ini bukan hanya feeling
Tapi ini nyata dan segera terjadi.
Dulu aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan
Tapi sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari
Dan semoga kau bahagia mendengarnya
Karena saat ini kau bukan lagi pelampiasan
Melainkan rumah menetap ternyaman bagiku.
Tuhan
Bolehkah aku beristirahat sekejap saja?
Aku lelah dengan semua ini
Ingin pergi tapi tak mampu
Apakah aku tak ditakdirkan untuk bahagia?
Kenapa setiap kali aku bahagia selalu saja di hancurkan?
Bahkan mereka tak pernah mengharapkan kehadiranku
Apakah aku ini tak berguna?
Aku ingin pergi
Aku ingin bahagia dan merasakan ketulusan dari seseorang
Kenapa aku selalu di patahkan?
Kenapa aku harus di hancurkan?
Kenapa aku tak di anggap ada?
Jika mereka tak ingin aku ada
Kenapa mereka merawatku
Aku tak pernah berharap dilahirkan
Aku tak pernah berharap tuk di cintai
Aku tak pernah berharap tuk di hargai
Karena aku hanya akan menjadi beban hidup mereka
Dalam janjiku kala itu
Akan ku kunci hatiku untuk siapapun
Tapi kau hadir menaburkan rindu
Membuatku tanpa sadar menjadi candu
Canduku akan rindumu
Rindu yang katamu tak lagi bersuara merdu
Kala kekasih hati tak membalas salammu
Rinduku padamu juga tak sampai, tapi hatiku tak 'kan gentar
Bisakah cinta mempersatukan disaat rindu berlainan?
Bisakah hidup jadi sempurna disaat tanpamu, dayita?
Dayita kalbu katanya
Berirama layaknya lagu asmara
Aku hanya mampu menyuarakan pada Tuhan
Perihal rasa yang tumbuh tanpa pegangan juga perihal rindu yang tak terbalas karena berbeda perasaan
Rasaku ditanggung sendiri tak mau di ungkapkan
Mungkin sampai waktu yang menyingkap takdir kehidupan
Harap dan rasa mencuat
Beku, ngeri, menyayat hati
Kupikir dunia itu indah
Nyatanya semua semu belaka
Amaraloka
Cinta, kasih, hati, romansa
Akankah bisa tanpa bhama?
Kupinang kalbu merenggut malam syahdu
Memejamkan mata membina romansa
Saban hari bersama rasa
Kuagungkan cinta dalam amaraloka
Aduhai kasih dan sayang yang kian membara
Kupinta satu tuk jangan mendua
Kupinta dua tuk jangan mementingkan bhama
Kupinta banyak untuk saling menjaga dalam amaraloka
Semoga tetap bersama sampai ajal tiba.
Ada sapa yang tak bernama
Mengoceh ulah membual makna sayang
Menggaruk isi kepalaku
Lalu, langsung menggoda I love You
Dari kelam yang pernah surut
Pada badai yang menerjalkan kapal
Hingga harap setinggi tempat bintang
Ternyata belum setahun sudah dihilang
Oleh wanita penggoda perebut tuan
Mungkin saja, kau macan yang liar
Hingga takdir meredupkan rasaku tanpa pijar
Mungkin saja, ada yang datang lalu menghibur
Sebab insan yang tak berarah
Berkeliaran memburu kedamaian
Dari sebuah pergi, di sini lahir rindu yang suci. Mungkin, hanya ini yang bisa kujaga abadi, tak lekang macam cintamu yang layu ketika diuji. Rindu ini tak kubiarkan mati, meski legam dibakar sepi.
Rindu ini tak kubiarkan mati,
sebelum masa memutus nadi.
Rindu ini tak kubiarkan kau ambil kembali, sekalipun kau tawarkan kata kembali.
Rindu ini entah kapan mati, sekalipun kupinta ia abadi.
[Nasta'in]
C. Struktur Puisi
- Bentuk, Puisi berbetuk baris dan bait
- Diksi, Pemilihan kata dalam puisi harus indah dan memeliki kekuatan makna
- Majas, Puisi menggunakan bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair
- Rima, Puisi sebisa mungkin memiliki persamaan bunyi di baris/akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi
D. Jenis Puisi
- Puisi Lama, yaitu puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan dengan jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyaknya suku kata dalam tiap baris.
- Puisi Baru, yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
- Ciri-ciri Puisi Lama
- Tidak diketahui nama pengarangnya
- Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan
- Sangat terikat akan aturan, misalnya jumlah baris di tiap bait
- Jenis Puisi Lama
- Puisi Baru
- Memiliki bentuk rapi dan simetris (sama)
- Persajakan akhir yang teratur
- Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
- Sebagian besar puisi empat seuntai
- Jenis Puisi Baru
- Balada, yaitu puisi berisi kisah/cerita
- Himne, dalah puisi pujaan untuk menghormati Tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air
- Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa, nada dan gayanya bersifat resmi, menyanjung terhadap pribadi tertentu
- Epigram, yaitu puisi yang berisi ajaran atau tuntunan hidup
- Elegi, yaitu puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
- Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran atau kritikan
Oleh : Ahmad Fatch
Aku pun mulai bersiap-siap
Dimulai membuka grup WA
Aku pun harus siap segera
Karena sebentar lagi lautan ilmu yang dalam seperti Samudra
Aku segera berkemas niatkan semua yang aku punya
Tanpa terasa Jam menunjukkan 18.45
Terngiang di telinga saat itu peristiwa 65
Tapi tidak mengapa fokus ku tetap belajar menulis di grup WA
Sedikitpun aku tidak ingin belajar ku terganggu karenanya
Aku tidak akan terganggu olehnya
Karena Istriku memang tetap mendukung agar aku bisa menyelesaikannya
Anak-anak tersenyum kepadaku sambil bermain bersama
Bapak Dail Ma'ruf, M.Pd namanya
Bersama sang narasumber Dr. E. Hasanah, M. Pd. yang sangat luar biasa
Dimulai dengan berdoa agar Allah selalu memberikan karunianya
Tak terasa aku dibawa seperti alam impian
Pikiranku melayang tak terelakkan
Belajar puisi bersama sang Maestro menjadi tujuan
Karena aku fokus supaya kelak menjadi seorang sastrawan
Menghasilkan banyak puisi agar dapat diterbitkan
Indah nian materi malam ini Sang Maestro menyampaikan
Agar hari ini ada kenangan
Puisiku diciptakan untuk kebutuhan
Bukan sekedar untuk guyonan
Karena aku tahu setiap guru ingin menghasilkan buku
Belajar di kelas BM gelombang 27 menjadi tujuanku
Asuhan Om Jay yang selalu aku tunggu
Hatiku gembira karena aku dapat bertanya sesuatu
Aku pun menanyakan tentang yang aku tidak tahu
Agar aku jadi lebih tahu yang aku mau
Kuharap semuanya ada kegembiraan
Semoga dapat menerbitkan buku yang menjadi tujuan
Malam ini salah satu yang menjadi Harapan
Demikian resume ini mudah-mudahan bermanfaat.